Laporan Research Museum
Ronggowarsito
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah: Islam dan Budaya Jawa
Dosen Pengampu: M. Rikza Chamami, M.SI

Disusun Oleh:
Shoimatul Maghfiroh (123211080)
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015
I.
PENDAHULUAN
Museum Ranggawarsita adalah museum yang menyimpan dan
memamerkan berbagai warisan budaya dan benda budaya Jawa Tengah yang berlokasi
di Kota Semarang, Indonesia. Museum ini diresmikan tanggal 5 Juli 1989 dan
memiliki sekitar 59784 koleksi, mulai dari prasejarah hingga proklamsi
kemerdekaan. Di museum ini terdapat empat gedung utama, masing-masing dua
lantai. Di delapan ruang gedung yang luasnya masing-masing 400 m2.
Dari hasil
observasi, penulis tertuju pada pengamatan peninggalan-peninggalan apa saja
yang ada di museum tersebut guna untuk mengetahui nilai budaya jawa dan
nilai-nilai islam dalam budaya jawa.
II.
RUMUSAN
MASALAH
A.
Apa
saja koleksi yang ada di museum Ronggowarsito?
B.
Bagaimana
nilai budaya jawa dalam lima aspek peninggalan yang ada dimuseum Ronggawarsito?
C.
Bagaimana
nilai-nilai islam dalam budaya jawa tersebut?
III.
PEMBAHASAN
A.
Koleksi
yang ada di museum Ronggowarsito
Di museum ini terdapat 59784 koleksi yang diantaranya, jambangan,
wayang, masjid agung demak, menara masjid kudus, candi cetho, barongan, batu,
keris, aneka fosil, dan lain-lain
B.
Nilai-nilai
pada lima aspek peninggalan
1.
Candi
Cetho

Candi cetho
merupakan candi bersejarah peninggalan dari kerajaan majapahit akhir pada abad
ke-15, terletak didesa Gumeng, wilayah kecamatan Jenawi dengan ketinggian 1400
mdpl. Susunan batu yang membentuk kura-kura raksasa yang konon telah dianggap
sebagai lambang majapahit.
Candi ini
dipercaya memiliki nilai mistik yang tinggi dan biasa digunakan sebagai tempat
perenungan diri dan mediasi. Tempat tersebut juga dikelilingi hamparan
perkebunan teh yang berada disekitarnya serta kesejukan udara yang akan
memberikan nuansa kembali ke alam yang kental.
2.
Peninggalan
Jambangan

Jambangan
berasal dari lasem Rembang yang berfungsi sebagai wadah air yang digunakan
untuk bersuci sebelum memasuki makam tokoh islam yaitu Nyi Agung Maloko. Beliau
merupakan tokoh penting penyebar agama islam di Rembang. Berdasarkan type
nisannya berasal dari abad XV Masehi.
Jambangan ini
memiliki nilai religius yaitu sebagai wadah air untuk bersuci, dan memiliki
nilai manfaat(berguna), yaitu sebuah tempat yang bisa dimanfaatkan untuk
kebutuhan sehari-hari, seperti memasak, minum, tempat menyimpan makanan, dan
lain-lain.
3.
Wayang Golek Jawa

Keunikan wayang ini
yaitu tubuh, kaki, dan kepala jadi satu, sehingga tidak bisa digerakkan
berputar-putar seperti wayang golek pada umumnya. Tokoh yang diperankan dalam
wayang ini yaitu “Joko Tarub dan 7 Bidadari”, wayang ini berasal dari kabupaten
Pati.
Wayang golek jawa ini
memiliki nilai-nilai kebudayaan, yaitu nilai pendidikan yaitu adanya cerita
mahabarata, cerita tentang pandhawa, dan lain-lain, dan juga memiliki nilai
keindahan yaitu sebagai media hiburan, acar perayaan, dan lain-lain, sedangkan
nilai-nilai islamnya yaitu sebagai sarana berdakwah.
4.
Barongan

Barongan berasal dari
kata “singo barong” yang berarti binatang yang besar yang dapat berbicara
seperti manusia. Kesenian Barongan yang berasal dari Blora ini merupakan salah
satu warisan budaya yang masih terjaga dan telah tersebar diberbagai daerah di
Jawa Tengah, misalnya saja di Kudus, Pati, dan Demak.
Dalam upacara adat,
masyarakat sering menggunakan kesenian barongan sebagai media untuk bersyukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugerahkan kesejahteraan dan
kemakmuran. Selain itu, barongan juga berfungsi sebagai hiburan bagi masyarakat
pada saat peringatan hari besar nasional dan upacara tradisional.
5.
Menara Masjid Kudus

Menara ini berada dalam satu
kompleks dengan masjid kudus, tepatnya berada di sebelah kanannya. Menara ini
didirikan bersamaan dengan didirikannya masjid kudus pada abad XVI M yang
terletak di desa Kauman, Kabupaten Kudus.
Menara masjid kudus memiliki
ketinggian kira-kira 18 m. Bangunan ini jelas menunjukkan adanya hubungan
dengan Jawa yang dapat dilihat dari
fisik bangunannya. Bangunan menara terdiri dari 3 bagian, yaitu kaki,
badan, dan puncak bangunan. Kaki dan badan dibangun dan diukir menggunakan
tradisi Jawa-Hindu, termasuk motif dan gayanya. Ciri lain bisa dilihat pada
penggunaan material batu bata tanpa perekat semen. Teknik konstruksi
tradisional Jawa dapat dilihat pada bagian kepala yang berbentuk bangunan
berkonstruksi kayu jati dengan empat batang saka guru yang menopang dua tumpuk
atap atau tajuk. Pada bagian puncak terdapat semaca mustaka (kepala) seperti
pada puncak atap tumpang bangunan utama masjid tradisional di Jawa. Hal
tersebut jelas menunjukkan bahwa bangunan menara masjid kudus merujuk pada
unsur arsitektur Jawa-Hindu.
C.
Nilai-Nilai Islam Dalam Budaya Jawa
Sebelum islam datang ke Indonesia
khususnya Jawa, masyarakat Jawa telah mempunyai kebudayaan dan keyakinan yang
telah mengakar kuat dalam kehidupannya. Dalam kehidupan mereka telah melekat
kepercayaan dan budaya-budaya Hindhu-Budha karena Hindhu-Budha telah masuk
lebih awal di Indonesia daripada islam. Meskipun demikian, islam dapat mudah
masuk dan diterima ke Indonesia karena islam masuk secara damai. Para mubaligh
dalam menyebarkan agama islam tidak pernah menggunakan cara kekerasan.
Dalam proses islamisasi di Jawa,
islam tidak menghapus budaya-budaya yang telah ada sebelumnya. Namun memberikan
warna lain dalam budaya tersebut dengan nilai-nilai keislaman. Dengan cara
seperti itu masyarakat Jawa akan mudah menerima islam sebagai keyakinannya.
Budaya lokal yang ada di masyarakat tidak otomatis hilang
dengan kehadiran islam. Budaya-budaya lokal akan terus berkembang dalam
kehidupan masyarakat Jawa dengan mendapat warna-warna islam. Seperti pagelaran
wayang. Dulu sebelum islam datang wayang digunakan untuk menyembah roh nenek
moyang, akan tetapi setelah islam datang wayang digunakan untuk media
berdakwah, dan ada juga slametan. Sebelum islam datang pelaksanaan selametan
dengan menggunakan mantera-mantera jawa kuno, sedangkan ketika islam datang
mantera-mantera tersebut dialihkan menjadi sholawatan, yasinan, ayat-ayat
al-Quran.
IV.
KESIMPULAN
Museum
Ronggowarsito memiliki 59784 koleksi diantaranya wayang golek, candi cetho,
jambangan, fosil, menara masjid kudus, barongan, dan lain-lain. Nilai budaya
jawa yang ada dimuseum tersebut yang penulis amati yaitu jambangan, barongan,
candi cetho, menara masjid kudus, dan wayang golek. Sedangkan nilai-nilai islam
budaya jawatersebut yaitu bisa dilihat dari cara pelaksanaan upacara slametan,
pagelayan wayang, dan lain sebagainya.
V.
PENUTUP
Demikian hasil
observasi mengenai museum ronggowarsito, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca
dan bagi penulis sendiri. Penulis sadar dalam melakukan pembuatan laporan ini
masih belum sempurna, untuk itu kritik dan saran dari pembaca yang penulis
harapkan. Dan semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar